Ketika Kejahatan Dunia Maya Merajalela


Tingkat melek teknologi di Indonesia memang meningkat dari tahun ke tahun. Namun, kebanyakan dari kita tak pernah memahami bahwa di balik kecanggihan itu ada resiko yang mengancam. Kita belum memilki kesadaran untuk melindungi perangkat teknologi informasi.

Hasil riset Microsoft mengungkapkan, sebanyak 63 persen pengguna komputer di Indonesia menggunakan Software bajakan yang telah terinfeksi virus. Software tersebut telah disusupi malware yang bisa digunakan sebagai pintu masuk oleh peretas untuk membobol sistem keamanan. Tentu saja, hal ini sangat merugikan. Bayangkan, seluruh data Anda baik bersifat tulisan maupun foto tiba – tiba bisa diunggah di situs web lain untuk hal – hal yang bisa merugikan.

Pertimbangan menggunakan Software bajakan bukan asal saja. Masalah harga yang lebih murah menjadi pertimbangan utama. Padahal, risiko menggunakan peranti lunak (Softaware) bajakan bukan hanya dari virus yang menyerang komputer, hal – hal lain seperti masalah kompabilitas dengan peranti lunak lainnya.

Sesungguhnya, celah untuk para bandit dunia maya beraksi itu cukup banyak. Mereka tak sekadar meretas perangkat komputasi yang menggunakan peranti lunak bajakan. Oleh sebab itu, pemerintah harus mampu memberikan perlindungan hukum bagi konsumen yang mengalami kejahatan dunia maya. Jika ini tidak bisa dilakukan, konsumen bisa jadi tetap akan lebih memilih peranti lunak bajakan. Pemikiran mereka, “Buat apa beli piranti lunak asli yang harganya mahal kalau nantinya diretas oleh penjahat dunia maya, tetap tidak dilindungi negara. Lebih baik beli yang harganya murah karena sama saja risikonya”.

Memang tidak mudah dengan paradigma itu dan menuntut pemerintah untuk lebih fokus mengenai keamanan dunia maya Indonesia. Peran penyedia peranti lunak dibutuhkan untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pasar. Microsoft contohnya, perusahaan raksasa Amerika Serikat ini rajin menggandeng lembaga pemerintah dan pendidikan di Indonesia untuk menggunakan peranti asli.

Edukasi sudah berjalan. Jadi, kini pilihan ada di tangan konsumen. Memilih harga yang murah, tetapi terus menerus waswas atau harga mahal, tetapi hati lebih tenang. Semuanya kembali kepada kesadaran Anda dalam berteknologi.


Source : Kompas Klasika
Image  : http://www.cyntel.com/wp-content/uploads/2014/02/cyber-criminal.jpg
Previous
Next Post »
Thanks for your comment