Ban dan Daya Angkut Kendaraan

Ban


Ban merupakan salah satu komponen penting pada kendaraan. Selain meningkatkan kenyamanan penumpang, si karet bundar memegang peran penting terhadap keselamatan berkendara. Tidak sedikit kita melihat kecelakaan lalu lintas disebabkan kondisi ban yang tidak baik.

Pemeliharaan maksimal menjadi salah satu jurus tepat untuk menjaga performa ban berada pada puncaknya. Membersihkan ban secara menyeluruh, memeriksanya secara berkala, serta melakukan spooring dan balancing secara teratur, merupakan sejumlah langkah tepat agar komponen tersebut bekerja optimal.

Memahami sejumlah kode yang tertera di dinding ban juga tak ada salahnya. Pasalnya, angka atau huruf yang tertera bermanfaat untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan.

Selain memberikan informasi tentang lebar telapak ban, aspek rasio ketebalan ban, limit kecepatan, dan diameter velg, dinding ban memuat kode load index, kemampuan ban dalam menopang beban.
Singkatnya, semakin besar nilai load index, makin besar pula kemampuan ban dalam mengangkut penumpang yang ada di dalam kabin. Dalam hal ini, tabel indeks beban dapat dijadikan acuan.

Sebagai contoh, ban mobil yang tertulis kode load index 85 berarti 1 buah ban tersebut mampu menahan beban sebesar 512 kilogram. Jika kendaraan tersebut menggunakan empat ban dengan spesifikasi yang sama, berarti seluruh ban tersebut mampu memikul beban sebesar 2.060 kilogram.

Namun, masalah yang kemudian timbul adalah apakah mobil mampu membawa beban yang begitu besar ? Sementara itu, daya angkut beban berhubungan erat dengan sasis kendaraan. Suspensi, kemudi, sistem pengereman, dan sejumlah faktor lainnya ternyata turut mempengaruhi daya angkut kendaraan.

Sementara itu, kendaraan komersial seperti pikap, truk, dan bus biasanya menyertakan informasi detail mengenai berat kosong dan berat total. Hal ini dapat membantu untuk menghitung daya angkut maksimal sehingga keselamatan dan kenyamanan dapat dicapai.

Konstruksi teknis setiap kendaraan juga mempengaruhi kapasitas angkut beban. Contohnya sedan, mobil ini memiliki kapasitas angkut beban lebih kecil dibandingkan mobil jenis SUV dan MPV. Nah, mengingat perbedaan kemampuan antara ban dan sasis, kapasitas angkut kendaraan tidak hanya berpatokan pada load index. Dua faktor yang juga memiliki peran penting dalam menentukan besarnya daya angkut kendaraan adalah gross vehicle weigh (GVW), jumlah bobot kendaraan beserta muatannya. Selain itu, curb weigh yang merupakan bobot kendaraan termasuk bahan bakar penuh, oli, dan air radiator, tetapi tidak termasuk penumpang.

Selisih antara GVW dan curb weigh disebut dengan payload. Nilai payload inilah yang kemudian dijadikan patokan oleh pabrikan untuk merekomendasikan besarnya daya angkut kendaraan.
Kendaraan yang membawa beban normal tentu relatif mampu memberikan kenyamanan, baik bagi pengemudi maupun penumpang. Pasalnya, kendaraan dapat lebih mudah diajak berakselerasi di berbagai kondisi jalan.

Sebaliknya, mobil yang membawa beban di atas batas normal akan sulit diajak berakselerasi. Akibatnya, kejadian tak diharapkan pun terjadi, seperti mobil sulit menanjak, tergelincir saat menikung, bahkan tidak sedikit yang menabrak kendaraan di depan akibat terganggunya sistem pengereman.

Ingin aman dan nyaman selama di perjalanan ? Perhatikanlah segala unsur keselamatan, termasuk kondisi ban dan daya angkut.


Source : http://qrc.print.kompas.com
Image : http://qrc.print.kompas.com/wp-content/uploads/sites/19/2014/08/ban.jpg


Previous
Next Post »
Thanks for your comment